A. TAFA’_‘ALA (تَفَعَّلَ )
Memiliki 7 makna, yaitu
1.
مُطَاوَعَة dari fi’il wazan
fa’-‘ala yang bermakna taktsir.
Contoh: كَسَّرْتُ
الزُّجَاجَ, فَتَكَسَّرَ ( saya memecah-mecah kaca, maka jadi
pecah-pecahlah)
2.
Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam
dirinya.
Contoh: تَشَجَّأَ
زَيْدٌ (zaid memberanikan diri)
3.
Fa’il mengambil asal fi’il dari maf’ul
Contoh: تَبَنَّيْتُ
يُوْسُفَ ( Saya mengambil anak [mengadopsi] yusuf)
4.
Menunjukan menghindari suatu pekerjaan.
Contoh: تَذَمَّمَ
زَيْدٌ (zaid
manghindari perbuatan tercela)
5.
Menunjukkan makna “(berubah) menjadi”
Contoh: تَأَيَّمَتِ
اْلمَرْأَةُ (perempuan
itu menjadi janda)
6.
Menunjukkan hasil suatu pekerjaan secara berangsur-angsur
Contoh: تَفَهَّمَ
زَيْدٌ (
zaid faham sedikit demi sedikit)
7.
Menuntut atau meminta sutau hasil pekerjaan.
Contoh: تَبَيَّنَ زَيْدٌ عَمْرًو ( zaid meminta penjelasan terhadap ‘amr)
B. TAFAA_’ALA (تَفَاعَلَ )
1.
Saling (masing-masing fail bisa jadi maful)
Contoh: تَضَارَبَ
زَيْدٌ وَ عَمْرٌو (Zaid dan ‘Amr
saling memukul)
2.
Menunjukkan arti pura-pura.
Contoh: تَمَارَضَ
زَيْدٌ (Zaid
berpura-pura sakit)
3.
Terjadinya pekerjaan secara bertahap
Contoh: تَوَارَدَ
اْلقَوْمُ (Kaum
itu datang secara berangsur-angsur)
4.
Menjadi Muthaw’ahnya wazan Faa’ala,
Contoh: بَاعَدْتُهُ,
فَتَبَاعَدَ ( Saya menjauhkannya,
maka jadilah jauh)
C. IF’ALLA ( افْعَلَّ )
1.
Masuknya fa’il pada suatu sifat..
Contoh: احْمَرَّ اْلبُسْرُ (buah kurma itu memerah)
2.
Penekanan terhadap sifat yang dimiliki fa’il
Contoh: اسْوَدَّ
الَّيْلُ (malam
ini sangat pekat)
D. ISTAF’ALA (اسْتَفْعَلَ )
- Fa’il meminta maf’ul melakukan suatu pekerjaan.
Contoh: أَسْتَغْفِرُ
اللهَ (saya
memohon ampun kepada Allah) berarti saya meminta Allah mengampuni saya.
- Menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.
Contoh: اسْتَعْظَمْتُ
مُحَمَّدًا (saya menemukan keagungan dari diri
muhammad)
- Perubahan keadaan fa’il kepada asal fi’il.
Contoh: اسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ ( tanah ini
membatu)
- Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam dirinya.
Contoh: اسْتَجْرَأَ
مُحَمَّدٌ (
Muhammad memberanikan diri)
- Makna فَعَلَ Mujarrod
Contoh: اسْتَقْرَأَ
bermakna قَرَّ (tetap)
- Menjadi Muthaw’ahnya wazan فَاعَلَ dan أَفْعَلَ.
Contoh: أَحْكَمْتُهُ, فَسْتَحْكَمَ (saya telah
mengukuhkannya, maka jadilah kukuh.)
Tambahan :
Fi’il tsulâtsî mujarrad (fa’ala, fa’ila,
fa’ula) dapat ditambahi tiga huruf di depan berupa alif, sîn, dan tâ`;
dibaca istaf’ala. Lihat tabel di bawah.
1. Thalab (meminta). Contoh:
a. kata ghafara (mengampuni) diubah menjadi
istaghfara, maka maknanya menjadi thalabul maghfirah (meminta
ampunan),
b. kata fahima (memahami) diubah menjadi istafhama,
maka maknanya menjadi thalabul fahmi (meminta pemahaman/penjelasan).
2. Tahawwul atau Shairûrah (menjadi).
Contoh:
a. kata hajar (batu) dapat dibentuk
menjadi kata istahjara, dengan makna shâra hajaran (menjadi
batu),
b. kata asad (singa) dapat dibentuk menjad
kata ista`sada, dengan makna shâra kal asad (menjadi seperti
singa).
3. Ishâbah (membenarkan) atau I’tiqâd
(meyakini). Contoh:
a. kata karuma (mulia) diubah menjadi istakrama.
Contoh kalimat: istakramtuhu; maknanya: ashabtuhu karîman (saya
membenarkan bahwa ia mulia),
b. kata ‘azhuma (agung) diubah menjadi ista’zhama.
Cintoh kalimat: ista’zhamtuhu; maknanya: ashabtuhu ‘azhîman (saya
membenarkan bahwa ia agung).
4. Muthâwa’ah (mengerjakan pekerjaan itu
sendiri) bagi wazan af’ala. Contoh:
a. kalimat aqamtuhu wastaqâma (aku
meluruskannya, sehingga ia lurus),
b. kalimat ahkamtuhu wastahkama (aku
menetapkannya, sehingga tetaplah ia).
5. Ikhtishârul hikâyah (meringkas
rangkaian kalimat menjadi sebuah istilah). Contoh:
a. kata istarja’a bermakna mengucapkan
kalimat: innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.
6. Bermakna seperti wazan tafa’’ala.
Contoh:
a. kata ista’zhama maknanya sama dengan ta’azhzhama,
b. kata istakbara maknanya sama dengan takabbara.
Mengenai makna kata-kata berwazan tafa’’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
7. Bermakna seperti wazan fa’ala. Dengan
kata lain, tidak ada bedanya dengan fi’il tsulâtsî mujarrad-nya dalam
hal makna. Contoh:
a. kata istaqarra semakna dengan kata qarra
(tetap),
b. kata istahza`a semakna dengan kata haza`a
(mengejek).
8. Bermakna seperti wazan af’ala. Contoh:
a. kata istajâba semakna dengan kata ajâba,
b. kata istayqana semakna dengan kata ayqana.
Mengenai makna kata-kata berwazan af’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
Memperhatikan berbagai makna di atas, kita bisa
katakan bahwa kata berwazan istaf’ala ada yang muta’addî (transitif;
membutuhkan objek), ada pula yang lâzim (intransitif; tidak membutuhkan
objek). Contoh yang muta’addî adalah istahsana. Sedangkan
contoh lâzim adalah istahjara.
رقم
|
معنى الزيادة
|
المثال
|
معنى
|
أصل الكلمة
|
|
الفعل
|
الإسم
|
||||
1
|
الطَّلَب
|
اسْتَغْفَرَ
|
طَلَبُ اْلمَغْفِرَة
|
غَفَرَ
|
غُفْر, مَغْفِرَة
|
اسْتَفْهَمَ
|
طَلَبُ اْلفَهْم
|
فَهِمَ
|
فَهْم
|
||
2
|
التَّحَوُّل أَوْ الصَّيْرُوْرَة
|
اسْتَحْجَرَ
|
صَارَ حَجَرًا
|
-
|
حَجَر
|
اسْتَأْسَدَ
|
صَارَ كَاْلأَسَد
|
-
|
أَسَد
|
||
3
|
اْلإِصَابَة أَوْ اْلإِعْتِقَاد
|
اسْتَكْرَمَ
|
أَصَبْتُهُ كَرِيْمًا
|
كَرُمَ
|
كَرِيْم
|
اسْتَعْظَمَ
|
أَصَبْتُهُ عَظِيمًا
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
||
4
|
اْلمُطَاوَعَة
|
اسْتَقَامَ
|
أَقَامَ نَفْسُهُ
|
قَامَ
|
قِيَام
|
اسْتَحْكَمَ
|
أَحْكَمَ نَفْسُهُ
|
حَكَمَ
|
حُكْم
|
||
5
|
اخْتِصَارُ اْلحِكَايَة
|
اسْتَرْجَعَ
|
قَالَ : إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
|
رَجَعَ
|
رَجْع
|
6
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (تَفَعَّلَ)
|
اسْتَعْظَمَ
|
تَعَظَّمَ
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
اسْتَكْبَرَ
|
تَكَبَّرَ
|
كَبُرَ
|
كِبْر
|
||
7
|
بِمَعْنَى وَزْن (فَعَلَ)
|
اسْتَقَرَّ
|
قرَّ
|
قرَّ
|
قَرَار
|
اسْتَهْزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزْأ
|
||
8
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (أَفْعَلَ)
|
اسْتَجَابَ
|
أَجَابَ
|
-
|
جَوَاب
|
اسْتَيْقَنَ
|
أَيْقَنَ
|
-
|
يَقِيْن
|
E. FI’IL JAMID (STATIS)
Fi’il Jamid Adalah Kalimah Fi’il yang hanya mempunyai satu
bentuk Shighah. Baik hanya berbentuk Fi’il Madhi saja. atau hanya berbentuk
Fi’il Amar saja. Atau ada hanya berbentuk Fi’il Mudhari’ saja tapi
jarang.
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Madhi saja:
FI’IL MADHI JAMID
|
TERJEMAH
|
CONTOH
|
عَسَى
|
Mengharap
|
عَسَى اللَّهُ
أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka
|
لَيْسَ
|
Meniadakan
|
وَأَنَّ
اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah
penganiaya hamba-hamba-Nya
|
بِئْسَ
|
Celaan, Kecaman
|
بِئْسَ الرَّجُلُ
أبُو لَهَبَ
Seburuk-buruknya lelaki adalah Abu Lahab
|
نِعْمَ
|
Pujian, Sanjungan
|
نِعْمَ الرَّجُلُ
أبُو بَكْرٍ
Sebaik-baiknya lelaki adalah Abu Bakar
|
تَبَارَكَ
|
Maha Suci
|
تَبَارَكَ اللَّهُ
رَبُّ الْعَالَمِينَ
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Amar saja:
FI’IL AMAR JAMID
|
TERJEMAH
|
CONTOH
|
تَعَلَّمْ
|
Percayalah!
|
تَعَلَّمْ أَنّ
الرِّبَا بَلاَءٌ
Percayalah! Sesungguhnya Riba itu membawa petaka
|
هَبْ
|
Anggaplah!
|
فَقُلْتُ
أَجِرْنِي أَبَا خَالِدٍ × وَإِلاَّ فَهَبْنِي امْرَأً
هَالِكًا
Aku Cuma bisa berkata… pertahankanlah aku wahai Abu
Khalid…atau jika tidak… maka anggaplah aku seorang yang telah
binasa
|
تَعَالَ
|
Kemari!, Yuk!
|
هَيَّا
زَيْد تَعَالَ
Hai Zaid…Kemarilah!
|
هَاتِ
|
Bawalah kemari!, Tunjukkanlah!
|
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: Tunjukkanlah bukti kebenaranmu
jika kamu adalah orang yang benar.”
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Mudhari’ saja:
FI’IL MUDHARI’ JAMID
|
TERJEMAH
|
يَهْبِطُ
|
Memekik, mengerang, berteriak karena takut.
|
F. FI’IL MUTASHARRIF (ELASTIS)
Fi’il Mutasharrif adalah kalimah fi’il yang dapat berubah
bentuknya sesuai tashrif ishtilahiy. Fi’il Mutasharrif terbagi dua:
1. Tam Tasharruf (تام التصرّف)"sempurna
dalam mutasharrif-nya”
Fi’il Tam Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang
tersedia dalam tiga bentuk Fi’il Tiga Serangkai (Fi’il Madhi, Fi’il
Mudhari’ dan Fi’il Amar) seperti نصر dan
دحرج.
FI’IL AMAR
|
FI’IL MUDHARI’
|
FI’IL MADHI
|
اُنْصُرْ!
|
يَنْصُرُ
|
نَصَرَ
|
دَحْرِجْ!
|
يُدَحْرِجُ
|
دَحْرَجَ
|
2. Naqis Tasharruf (ناقص التصرّف) “cacat dalam mutasharrif-nya”
Fi’il Naqis Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang
tidak tersedia untuk semua bentuk Fi’il Tiga Serangkai. Baik hanya berbentuk
Mudhari’ dan Madhi saja, atau Mudhari’ dan Amar saja, Seperti contoh pada
table.
FI’IL AMAR
|
FI’IL MUDHARI’
|
FI’IL MADHI
|
×
|
يَكَادُ
|
كَادَ
|
×
|
يُوْشِكُ
|
أَوْشَكَ
|
دَعْ!
|
يَدَعُ
|
×
|
ذَرْ!
|
يَذَرُ
|
×
|
syukron
ReplyDeleteJzzk,klu tak keberatan,boleh tak share rujukan sorof yang saya boleh rujuk berkaitan makna wazan ni?
ReplyDelete