Menerima huruf-huruf mudhāra'ah. Antara tanda sesuatu perkataan itu fi'il adalah ia dimulai dengan salah satu huruf mudhāra'ah yaitu alif, nun, ya 'dan tā'. Huruf-huruf ini dikelompokkan menjadi akronim أنيت, contohya
أذهب (Saya pergi)
نذهب (kami / kita pergi)
يذهب (Dia pergi)
تذهب (Kamu pergi)
Fi'il
mudhāri’ adalah fi'il yang menunjukkan bahawa sesuatu perbuatan itu
berlaku pada masa penutur sedang mengucapkannya (sedang berlaku).
Contohnya:
يَقْرَأُ (Dia sedang membaca)
يَجْلِسُ (Dia sedang duduk)
يُحْضِرُ (Dia sedang membawa).
.
Tuesday, 30 August 2016
Isim Masdar
1. Pengertian isim masdar ?
2. Wazan-wazan isim masdar ?
3. Perbedaan isim masdar dan
masdar ?
4.
Pembagian
masdar ?
A.
Pengertian Masdar
Masdar adalah lafadz yang berada pada
urutan ketiga dari tashrifan fi’il[1]
Contoh: ضرب, ىضرب, ضربا.
Lafadz-lafadz yang menunjukkan
kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il, dan berupa
lafadz, seperti contoh : علم, علما , atau dikira-kirakan (taqdiron), contoh : قاتل, قتالا, atau mengganti huruf
yang sudah dibuang dengan huruf lain[2],
contoh : وعد, وعدة .
B. Pembagian
Masdar
Masdar dibagi menjadi 2 :
1.
Masdar mim
2.
Masdar
ghoiru mim[3]
a.
Masdar mim
adalah masdar yang terdapat mim zaidah dsiawal kalimatnya, seperti contoh : منصرا, منطللق, منقلبة [4]
adapun masdar mim itu di fathah maim nya dngan mutlak,
kecuali dari fiil bina matsal wawu , kalau bina missal wawu di kasroh ain
fiilnya.
b.
Masdar
ghoiru mim adalah masdar yang tidak terdapat mim zaidah diawal kalimatnya,
seperti contoh : اجتهادا, قرأًةً, ِمدًا
c.
Wazan-wazan
Masdar
1.
Wazan
فَعْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasi dari
setiap fi’il tsulasi yang muta’addi (yang membuahkan maf’ul) secara mutlak,
baik dari fi’il madliyang ‘ain fi’ilnya dibaca kasroh atau fatha, binak shohih,
mudlo’af, mahmuz, ataupun mu’tal.[5]
Contoh :
Dibaca fathah :ضربا ضرب
Dibaca kasroh : فهما
فهم
Bina’ Mudlo’af : وعد وعدا
2.
Wazan
فَعَلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madly yang mengikuti wazan فُعِلَ
dengan dikasroh ‘ain fi’ilnya yang mmpunyai ma’na lazim secara mutlaq.[6]
Contoh : فرح فرحا
3.
Wazan
فَعُوْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang fi’il madlinya mengikuti wazan فَعَلَ yang lazim secara mutlaq dari semua bina’.[7]
Contoh :
Binak shohih : قعدَ قعودٌ Duduk
4.
Wazan فِعَالٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang menunjukkan arti mencegah, keengganan (tidak patuh)[8]
Contoh : جَمحَ جَمَاحًا Keras kepala
5.
Wazan
فَعَلاَنٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang menunjukkan arti gerak, goncang dan bolak balik (taqollub).
Contioh : جَالَ جَوَلاَنًا Berputar
6.
Wazan
فُعَالٌ
Masdar ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan yang
menunjukkan arti penyakit/suara.
Contoh : -Yang
arti penyakit : زَكَمَ زُكَامًا Pilek
-Yang
arti suara : مَعًا مُعَاءً Menggoreng
7.
Wazan
فَعِيْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan yang
menunjukkan arti berjalan/bersuara.
Contoh : -
Yang arti berjalan : رَحَلَ رَحِيْلَ Berangkat
-
Yang arti
suara : صَهَلَ صَهِيْلَ Meringkik
8.
Wazan
فُعُوْلَةٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan فَعُلَ.
Contoh : سَهُلَ سَهُوْلُةٌ سَهْلٌ Mudah
9.
Wazan
فَعاَلَةٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang
mengikuti wazan فَعُلَ
Contoh : جَزُلَ جَزَالَةٌ جَزِيْلٌ Agung
d.
Perbadaan
Antara Masdar dan Isim Masdar
المصدر
هو اللفظ الدال على الحدث، مجردا عن الزمان، متضمّنا أحرفَ فعلهِ لفظًا، مثلُ : (( عَلِمَ عِلْمًا)) ، أو تقديرا ، مثل :
((قاتل قتالا)، أو مُعوَّضَا مما حُذِفَ بغيره ، مثل : ((وعد عدةً))، و((سلَّمَ
تَسْليْمًا).
اسم
المصدر : هو ما ساوى المصدر في الدلالة على الحدث، ولم يُساوِه في اشتماله على
جميع أحرف فعله ، بل خلتْ هيئتُهُ من بعض أحرف فعله لفظًا وتقديرا من غير عوضٍ،
وذلك مثل : ((توضّأ وضُوءً))، و((تَكَلَّمَ كلامًا )) و((أيسرَ يُسرًا)).
Masdar adalah lafazh yang menunjukkan
arti pekerjaan atau peristiwa, sepi dari zaman serta memuat/mencakup semua
huruf-huruf Fi’il-nya baik secara lafazh.[9]
Seperti : عِلْمًا masdar dari lafazh عَلِمَ . atau sekira-kiranya
lafazh قَاتَلَ - قِتَالاً .
atau dengan mengantikan huruf yang dibuang seperti lafazh وَعَدَ - عِدَةً
Isim Masdar adalah lafazh yang
menunjukkan arti pekerjaan,sepi dari zaman, namun tidak memuat/mencakup pada
semua huruf Fi’il-nya bahakan ada yang dikurangi secara lafazh dan kira-kiranya
seperti contoh : تَوَضَّا - وُضُوْءً
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di
ketahui da di tarik kesimpulan bahwa masdar adalah lafadz-lafadz yang
menunjukkan kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il,
dan berupa lafadz.
Adapun masdar sendiri di bagi menjadi
dua, yaitu:
1.
Masdar mim
2.
Masdar
ghoiru mim
- Saran
Alhamdulillahi Robbil Alamin dengan
brkat rahmat Alloh SWT penulisan makalhah pengertian isim masdar dapat selesai
dengan lancar.
Dalam penulisan makalah ini pastilah
terdapat banyak kekurangan . untuk itu demi kebaikan dalam hal penulisan
makalah ini pemasukan, saran, dan kritik sangat kami butuhkan
Pengertian isim Masdar
Tasrif menurut ilmu lughat (etimologi) berarti mengubah,
sedang menurut istilah adalah mengubah bentuk asal kepada bentuk-bentuk
lain untuk mencapai arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai
dengan adanya perubahan.
Tasrif mempunyai dua arti, ialah arti menurut lughat (bahasa) dan arti menurut istilah ulama ahli sharaf.
Yang dimaksud dengan tasrif menurut istilah, ialah
mengubah dari fi'il madli kepada fi'il mudlari', masdar, isim, fa'il,
isim maf'ul, fi'il nahi, isim makan, isim zaman dan isim alat.

kan di fokuskan pada :
1. Pengertian isim masdar ?
2. Wazan-wazan isim masdar ?
3. Perbedaan isim masdar dan
masdar ?
4.
Pembagian
masdar ?
C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui, memahami pengertian serta
pembagian isim masdar dan perbedaannya dengan masdar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masdar
Masdar adalah lafadz yang berada pada
urutan ketiga dari tashrifan fi’il[1]
Contoh:
ضرب, ىضرب, ضربا.
Lafadz-lafadz yang menunjukkan
kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il, dan berupa
lafadz, seperti contoh : علم, علما , atau dikira-kirakan
(taqdiron), contoh : قاتل, قتالا, atau mengganti huruf
yang sudah dibuang dengan huruf lain[2],
contoh : وعد, وعدة .
B. Pembagian
Masdar
Masdar dibagi menjadi 2 :
1.
Masdar mim
2.
Masdar
ghoiru mim[3]
a.
Masdar mim
adalah masdar yang terdapat mim zaidah dsiawal kalimatnya, seperti contoh : منصرا, منطللق, منقلبة [4]
adapun masdar mim itu di fathah maim nya dngan mutlak,
kecuali dari fiil bina matsal wawu , kalau bina missal wawu di kasroh ain
fiilnya.
b.
Masdar
ghoiru mim adalah masdar yang tidak terdapat mim zaidah diawal kalimatnya,
seperti contoh : اجتهادا, قرأًةً, ِمدًا
c.
Wazan-wazan
Masdar
1.
Wazan
فَعْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasi dari
setiap fi’il tsulasi yang muta’addi (yang membuahkan maf’ul) secara mutlak,
baik dari fi’il madliyang ‘ain fi’ilnya dibaca kasroh atau fatha, binak shohih,
mudlo’af, mahmuz, ataupun mu’tal.[5]
Contoh :
Dibaca fathah :ضربا ضرب
Dibaca kasroh : فهما
فهم
Bina’ Mudlo’af : وعد وعدا
2.
Wazan
فَعَلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madly yang mengikuti wazan فُعِلَ
dengan dikasroh ‘ain fi’ilnya yang mmpunyai ma’na lazim secara mutlaq.[6]
Contoh : فرح فرحا
3.
Wazan
فَعُوْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang fi’il madlinya mengikuti wazan فَعَلَ yang lazim secara mutlaq dari semua bina’.[7]
Contoh :
Binak shohih : قعدَ قعودٌ Duduk
4.
Wazan فِعَالٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang menunjukkan arti mencegah, keengganan (tidak patuh)[8]
Contoh : جَمحَ جَمَاحًا Keras kepala
5.
Wazan
فَعَلاَنٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
lafadz yang menunjukkan arti gerak, goncang dan bolak balik (taqollub).
Contioh : جَالَ جَوَلاَنًا Berputar
6.
Wazan
فُعَالٌ
Masdar ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan yang
menunjukkan arti penyakit/suara.
Contoh : -Yang
arti penyakit : زَكَمَ زُكَامًا Pilek
-Yang
arti suara : مَعًا مُعَاءً Menggoreng
7.
Wazan
فَعِيْلٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan yang
menunjukkan arti berjalan/bersuara.
Contoh : -
Yang arti berjalan : رَحَلَ رَحِيْلَ Berangkat
-
Yang arti
suara : صَهَلَ صَهِيْلَ Meringkik
8.
Wazan
فُعُوْلَةٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya
fi’il madli yang mengikuti wazan فَعُلَ.
Contoh : سَهُلَ سَهُوْلُةٌ سَهْلٌ Mudah
9.
Wazan
فَعاَلَةٌ
Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi’il madli yang
mengikuti wazan فَعُلَ
Contoh : جَزُلَ جَزَالَةٌ جَزِيْلٌ Agung
d.
Perbadaan
Antara Masdar dan Isim Masdar
المصدر
هو اللفظ الدال على الحدث، مجردا عن الزمان، متضمّنا أحرفَ فعلهِ لفظًا، مثلُ : (( عَلِمَ عِلْمًا)) ، أو تقديرا ، مثل :
((قاتل قتالا)، أو مُعوَّضَا مما حُذِفَ بغيره ، مثل : ((وعد عدةً))، و((سلَّمَ
تَسْليْمًا).
اسم
المصدر : هو ما ساوى المصدر في الدلالة على الحدث، ولم يُساوِه في اشتماله على
جميع أحرف فعله ، بل خلتْ هيئتُهُ من بعض أحرف فعله لفظًا وتقديرا من غير عوضٍ،
وذلك مثل : ((توضّأ وضُوءً))، و((تَكَلَّمَ كلامًا )) و((أيسرَ يُسرًا)).
Masdar adalah lafazh yang menunjukkan
arti pekerjaan atau peristiwa, sepi dari zaman serta memuat/mencakup semua
huruf-huruf Fi’il-nya baik secara lafazh.[9]
Seperti : عِلْمًا masdar dari lafazh عَلِمَ . atau sekira-kiranya
lafazh قَاتَلَ - قِتَالاً .
atau dengan mengantikan huruf yang dibuang seperti lafazh وَعَدَ - عِدَةً
Isim Masdar adalah lafazh yang
menunjukkan arti pekerjaan,sepi dari zaman, namun tidak memuat/mencakup pada
semua huruf Fi’il-nya bahakan ada yang dikurangi secara lafazh dan kira-kiranya
seperti contoh : تَوَضَّا - وُضُوْءً
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di
ketahui da di tarik kesimpulan bahwa masdar adalah lafadz-lafadz yang
menunjukkan kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il,
dan berupa lafadz.
Adapun masdar sendiri di bagi menjadi
dua, yaitu:
1.
Masdar mim
2.
Masdar
ghoiru mim
- Saran
Alhamdulillahi Robbil Alamin dengan
brkat rahmat Alloh SWT penulisan makalhah pengertian isim masdar dapat selesai
dengan lancar.
Dalam penulisan makalah ini pastilah
terdapat banyak kekurangan . untuk itu demi kebaikan dalam hal penulisan
makalah ini pemasukan, saran, dan kritik sangat kami butuhkan
MAKNA WAZAN تفعّل, تفاعل, افعلّ, استفعل, FI’IL JAMID DAN MUTASHARRIF .
A. TAFA’_‘ALA (تَفَعَّلَ )
Memiliki 7 makna, yaitu
1.
مُطَاوَعَة dari fi’il wazan
fa’-‘ala yang bermakna taktsir.
Contoh: كَسَّرْتُ
الزُّجَاجَ, فَتَكَسَّرَ ( saya memecah-mecah kaca, maka jadi
pecah-pecahlah)
2.
Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam
dirinya.
Contoh: تَشَجَّأَ
زَيْدٌ (zaid memberanikan diri)
3.
Fa’il mengambil asal fi’il dari maf’ul
Contoh: تَبَنَّيْتُ
يُوْسُفَ ( Saya mengambil anak [mengadopsi] yusuf)
4.
Menunjukan menghindari suatu pekerjaan.
Contoh: تَذَمَّمَ
زَيْدٌ (zaid
manghindari perbuatan tercela)
5.
Menunjukkan makna “(berubah) menjadi”
Contoh: تَأَيَّمَتِ
اْلمَرْأَةُ (perempuan
itu menjadi janda)
6.
Menunjukkan hasil suatu pekerjaan secara berangsur-angsur
Contoh: تَفَهَّمَ
زَيْدٌ (
zaid faham sedikit demi sedikit)
7.
Menuntut atau meminta sutau hasil pekerjaan.
Contoh: تَبَيَّنَ زَيْدٌ عَمْرًو ( zaid meminta penjelasan terhadap ‘amr)
B. TAFAA_’ALA (تَفَاعَلَ )
1.
Saling (masing-masing fail bisa jadi maful)
Contoh: تَضَارَبَ
زَيْدٌ وَ عَمْرٌو (Zaid dan ‘Amr
saling memukul)
2.
Menunjukkan arti pura-pura.
Contoh: تَمَارَضَ
زَيْدٌ (Zaid
berpura-pura sakit)
3.
Terjadinya pekerjaan secara bertahap
Contoh: تَوَارَدَ
اْلقَوْمُ (Kaum
itu datang secara berangsur-angsur)
4.
Menjadi Muthaw’ahnya wazan Faa’ala,
Contoh: بَاعَدْتُهُ,
فَتَبَاعَدَ ( Saya menjauhkannya,
maka jadilah jauh)
C. IF’ALLA ( افْعَلَّ )
1.
Masuknya fa’il pada suatu sifat..
Contoh: احْمَرَّ اْلبُسْرُ (buah kurma itu memerah)
2.
Penekanan terhadap sifat yang dimiliki fa’il
Contoh: اسْوَدَّ
الَّيْلُ (malam
ini sangat pekat)
D. ISTAF’ALA (اسْتَفْعَلَ )
- Fa’il meminta maf’ul melakukan suatu pekerjaan.
Contoh: أَسْتَغْفِرُ
اللهَ (saya
memohon ampun kepada Allah) berarti saya meminta Allah mengampuni saya.
- Menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.
Contoh: اسْتَعْظَمْتُ
مُحَمَّدًا (saya menemukan keagungan dari diri
muhammad)
- Perubahan keadaan fa’il kepada asal fi’il.
Contoh: اسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ ( tanah ini
membatu)
- Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan sesuatu dari dalam dirinya.
Contoh: اسْتَجْرَأَ
مُحَمَّدٌ (
Muhammad memberanikan diri)
- Makna فَعَلَ Mujarrod
Contoh: اسْتَقْرَأَ
bermakna قَرَّ (tetap)
- Menjadi Muthaw’ahnya wazan فَاعَلَ dan أَفْعَلَ.
Contoh: أَحْكَمْتُهُ, فَسْتَحْكَمَ (saya telah
mengukuhkannya, maka jadilah kukuh.)
Tambahan :
Fi’il tsulâtsî mujarrad (fa’ala, fa’ila,
fa’ula) dapat ditambahi tiga huruf di depan berupa alif, sîn, dan tâ`;
dibaca istaf’ala. Lihat tabel di bawah.
1. Thalab (meminta). Contoh:
a. kata ghafara (mengampuni) diubah menjadi
istaghfara, maka maknanya menjadi thalabul maghfirah (meminta
ampunan),
b. kata fahima (memahami) diubah menjadi istafhama,
maka maknanya menjadi thalabul fahmi (meminta pemahaman/penjelasan).
2. Tahawwul atau Shairûrah (menjadi).
Contoh:
a. kata hajar (batu) dapat dibentuk
menjadi kata istahjara, dengan makna shâra hajaran (menjadi
batu),
b. kata asad (singa) dapat dibentuk menjad
kata ista`sada, dengan makna shâra kal asad (menjadi seperti
singa).
3. Ishâbah (membenarkan) atau I’tiqâd
(meyakini). Contoh:
a. kata karuma (mulia) diubah menjadi istakrama.
Contoh kalimat: istakramtuhu; maknanya: ashabtuhu karîman (saya
membenarkan bahwa ia mulia),
b. kata ‘azhuma (agung) diubah menjadi ista’zhama.
Cintoh kalimat: ista’zhamtuhu; maknanya: ashabtuhu ‘azhîman (saya
membenarkan bahwa ia agung).
4. Muthâwa’ah (mengerjakan pekerjaan itu
sendiri) bagi wazan af’ala. Contoh:
a. kalimat aqamtuhu wastaqâma (aku
meluruskannya, sehingga ia lurus),
b. kalimat ahkamtuhu wastahkama (aku
menetapkannya, sehingga tetaplah ia).
5. Ikhtishârul hikâyah (meringkas
rangkaian kalimat menjadi sebuah istilah). Contoh:
a. kata istarja’a bermakna mengucapkan
kalimat: innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.
6. Bermakna seperti wazan tafa’’ala.
Contoh:
a. kata ista’zhama maknanya sama dengan ta’azhzhama,
b. kata istakbara maknanya sama dengan takabbara.
Mengenai makna kata-kata berwazan tafa’’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
7. Bermakna seperti wazan fa’ala. Dengan
kata lain, tidak ada bedanya dengan fi’il tsulâtsî mujarrad-nya dalam
hal makna. Contoh:
a. kata istaqarra semakna dengan kata qarra
(tetap),
b. kata istahza`a semakna dengan kata haza`a
(mengejek).
8. Bermakna seperti wazan af’ala. Contoh:
a. kata istajâba semakna dengan kata ajâba,
b. kata istayqana semakna dengan kata ayqana.
Mengenai makna kata-kata berwazan af’ala, dapat
dilihat dalam pembahasan terkait.
Memperhatikan berbagai makna di atas, kita bisa
katakan bahwa kata berwazan istaf’ala ada yang muta’addî (transitif;
membutuhkan objek), ada pula yang lâzim (intransitif; tidak membutuhkan
objek). Contoh yang muta’addî adalah istahsana. Sedangkan
contoh lâzim adalah istahjara.
رقم
|
معنى الزيادة
|
المثال
|
معنى
|
أصل الكلمة
|
|
الفعل
|
الإسم
|
||||
1
|
الطَّلَب
|
اسْتَغْفَرَ
|
طَلَبُ اْلمَغْفِرَة
|
غَفَرَ
|
غُفْر, مَغْفِرَة
|
اسْتَفْهَمَ
|
طَلَبُ اْلفَهْم
|
فَهِمَ
|
فَهْم
|
||
2
|
التَّحَوُّل أَوْ الصَّيْرُوْرَة
|
اسْتَحْجَرَ
|
صَارَ حَجَرًا
|
-
|
حَجَر
|
اسْتَأْسَدَ
|
صَارَ كَاْلأَسَد
|
-
|
أَسَد
|
||
3
|
اْلإِصَابَة أَوْ اْلإِعْتِقَاد
|
اسْتَكْرَمَ
|
أَصَبْتُهُ كَرِيْمًا
|
كَرُمَ
|
كَرِيْم
|
اسْتَعْظَمَ
|
أَصَبْتُهُ عَظِيمًا
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
||
4
|
اْلمُطَاوَعَة
|
اسْتَقَامَ
|
أَقَامَ نَفْسُهُ
|
قَامَ
|
قِيَام
|
اسْتَحْكَمَ
|
أَحْكَمَ نَفْسُهُ
|
حَكَمَ
|
حُكْم
|
||
5
|
اخْتِصَارُ اْلحِكَايَة
|
اسْتَرْجَعَ
|
قَالَ : إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
|
رَجَعَ
|
رَجْع
|
6
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (تَفَعَّلَ)
|
اسْتَعْظَمَ
|
تَعَظَّمَ
|
عَظُمَ
|
عَظِيْم
|
اسْتَكْبَرَ
|
تَكَبَّرَ
|
كَبُرَ
|
كِبْر
|
||
7
|
بِمَعْنَى وَزْن (فَعَلَ)
|
اسْتَقَرَّ
|
قرَّ
|
قرَّ
|
قَرَار
|
اسْتَهْزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزَأَ
|
هَزْأ
|
||
8
|
بِمَعْنَى وَزْنِ (أَفْعَلَ)
|
اسْتَجَابَ
|
أَجَابَ
|
-
|
جَوَاب
|
اسْتَيْقَنَ
|
أَيْقَنَ
|
-
|
يَقِيْن
|
E. FI’IL JAMID (STATIS)
Fi’il Jamid Adalah Kalimah Fi’il yang hanya mempunyai satu
bentuk Shighah. Baik hanya berbentuk Fi’il Madhi saja. atau hanya berbentuk
Fi’il Amar saja. Atau ada hanya berbentuk Fi’il Mudhari’ saja tapi
jarang.
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Madhi saja:
FI’IL MADHI JAMID
|
TERJEMAH
|
CONTOH
|
عَسَى
|
Mengharap
|
عَسَى اللَّهُ
أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka
|
لَيْسَ
|
Meniadakan
|
وَأَنَّ
اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah
penganiaya hamba-hamba-Nya
|
بِئْسَ
|
Celaan, Kecaman
|
بِئْسَ الرَّجُلُ
أبُو لَهَبَ
Seburuk-buruknya lelaki adalah Abu Lahab
|
نِعْمَ
|
Pujian, Sanjungan
|
نِعْمَ الرَّجُلُ
أبُو بَكْرٍ
Sebaik-baiknya lelaki adalah Abu Bakar
|
تَبَارَكَ
|
Maha Suci
|
تَبَارَكَ اللَّهُ
رَبُّ الْعَالَمِينَ
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Amar saja:
FI’IL AMAR JAMID
|
TERJEMAH
|
CONTOH
|
تَعَلَّمْ
|
Percayalah!
|
تَعَلَّمْ أَنّ
الرِّبَا بَلاَءٌ
Percayalah! Sesungguhnya Riba itu membawa petaka
|
هَبْ
|
Anggaplah!
|
فَقُلْتُ
أَجِرْنِي أَبَا خَالِدٍ × وَإِلاَّ فَهَبْنِي امْرَأً
هَالِكًا
Aku Cuma bisa berkata… pertahankanlah aku wahai Abu
Khalid…atau jika tidak… maka anggaplah aku seorang yang telah
binasa
|
تَعَالَ
|
Kemari!, Yuk!
|
هَيَّا
زَيْد تَعَالَ
Hai Zaid…Kemarilah!
|
هَاتِ
|
Bawalah kemari!, Tunjukkanlah!
|
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: Tunjukkanlah bukti kebenaranmu
jika kamu adalah orang yang benar.”
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il
Mudhari’ saja:
FI’IL MUDHARI’ JAMID
|
TERJEMAH
|
يَهْبِطُ
|
Memekik, mengerang, berteriak karena takut.
|
F. FI’IL MUTASHARRIF (ELASTIS)
Fi’il Mutasharrif adalah kalimah fi’il yang dapat berubah
bentuknya sesuai tashrif ishtilahiy. Fi’il Mutasharrif terbagi dua:
1. Tam Tasharruf (تام التصرّف)"sempurna
dalam mutasharrif-nya”
Fi’il Tam Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang
tersedia dalam tiga bentuk Fi’il Tiga Serangkai (Fi’il Madhi, Fi’il
Mudhari’ dan Fi’il Amar) seperti نصر dan
دحرج.
FI’IL AMAR
|
FI’IL MUDHARI’
|
FI’IL MADHI
|
اُنْصُرْ!
|
يَنْصُرُ
|
نَصَرَ
|
دَحْرِجْ!
|
يُدَحْرِجُ
|
دَحْرَجَ
|
2. Naqis Tasharruf (ناقص التصرّف) “cacat dalam mutasharrif-nya”
Fi’il Naqis Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang
tidak tersedia untuk semua bentuk Fi’il Tiga Serangkai. Baik hanya berbentuk
Mudhari’ dan Madhi saja, atau Mudhari’ dan Amar saja, Seperti contoh pada
table.
FI’IL AMAR
|
FI’IL MUDHARI’
|
FI’IL MADHI
|
×
|
يَكَادُ
|
كَادَ
|
×
|
يُوْشِكُ
|
أَوْشَكَ
|
دَعْ!
|
يَدَعُ
|
×
|
ذَرْ!
|
يَذَرُ
|
×
|
Subscribe to:
Posts (Atom)